Cari Blog Ini

17 Februari 2009

Game Setara Narkoba dan Alkohol


Profesor Laura M Padilla-Walker dari School of Family Life, Brigham Young University, Utah, AS, meneliti dampak game terhadap para remaja.

Hasilnya, Padilla-Walker menemukan, game ternyata memiliki dampak negatif setara dengan narkoba dan alkohol, yakni membuat remaja kesulitan bergaul dan memiliki kepercayaan diri rendah.

"Namun, ini tidak berarti bahwa setiap remaja yang bermain game memiliki kepercayaan diri rendah. Ini adalah penelitian awal yang masih harus ditindaklanjuti dengan para penelitian berikutnya," ujar Padilla-Walker. Padilla-Walker dan rekan-rekan melakukan penelitian terhadap 500 remaja putri dan 313 remaja putra selama 12 bulan.

Hasil penelitian Padilla-Walker diterbitkan dalam Journal of Youth and Adolescence. Dalam penelitian itu, Padilla-Walker menemukan, remaja putri dan putra memiliki kecenderungan bertolak belakang dalam bermain game dan mengakses internet. Sebagai contoh, remaja putra cenderung bermain game tiga kali lebih sering daripada remaja putri.

Di samping itu, remaja putra juga cenderung bermain game brutal delapan kali lebih sering daripada remaja putri. Dalam akses internet, remaja putra lebih sering memanfaatkan internet untuk mengakses hiburan.

Sementara remaja putri lebih suka memanfaatkan internet untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah dan berkomunikasi. Padilla-Walker mengakui, dampak game terhadap manusia hingga saat ini masih simpang siur. Sebab, tidak sedikit pula penelitian yang mengungkap bahwa game bermanfaat bagi manusia.

Sebagai contoh adalah penelitian tim psikolog Iowa State University, AS. Mereka menemukan, game ternyata mampu membantu para dokter bedah meningkatkan keterampilan tangan. Dokter bedah yang sering bermain game ternyata melakukan lebih sedikit kesalahan saat melakukan operasi daripada dokter bedah yang lebih jarang bermain game.

Survei Pew Internet & American Life Project juga mengungkap, game ternyata tidak selalu membawa dampak negatif kepada anak. Sebab, Pew mengungkap, sekitar dua pertiga anak yang bermain game ternyata memiliki skill sosial lebih baik daripada teman-teman mereka.

Pew menjelaskan, pemain game yang memiliki skill sosial lebih baik itu adalah anak-anak yang terbiasa bermain game dengan ditemani orangtua atau keluarga. Ketika bermain, anak-anak itu berinteraksi dengan orang lain sehingga anak itu tidak canggung bersosialisasi di lingkungan masyarakat.

Tidak ada komentar: